Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Semoga Dapat Memberikan Manfaat Buat Anda Semua.

Jumat, 23 September 2011

Pengaruh Televisi Terhadap Anak




Perkembangan teknologi yang semaik pesat telah membawa perubahan besar di segala bidang kehidupan. Salah satu contoh produk teknologi yang Pengaruhnya cukup besar bagi perubahan sosial culture masyarakat adalah media Televisi. Televisi bagaikan sebuah pisau tajam bermata dua, satu sisi dapat memberikan manfaat dan di sisi lain dapat memberikan pengaruh yang negatif. Pengaruh media Televisi terhadap anak sangat besar. Sementara disisi lain orangtua tidak punya waktu yang cukup untuk mengontrol, mendampingi & mengawasi anak.  Banyak anak menghabiskan waktunya untuk menonton TV ketimbang melakukan hal lainnya. Berapa jam dalam seminggu anak kita menghabiskan waktunya di depan televisi. Apa yang mereka pelajari dan dapatkan selama itu? Mereka akan belajar bahwa kekerasan itu menyelesaikan masalah, ketika yang ditonton penuh dengan adegan kekerasan, mereka akan belajar  hidup bergaya hedonisme dan konsumerisme, Mereka juga belajar untuk duduk di rumah dan menonton, bukannya bermain di luar dan berolahraga. Hal ini menjauhkan mereka dari pelajaran-pelajaran hidup yang penting, seperti bagaimana cara berinteraksi dengan teman sebaya, belajar cara berkompromi dan berbagi di dunia yang penuh dengan orang lain.
Sekarang ini sebagian besar anak-anak semakin sering menghabiskan waktu di depan televisi. Padahal, pengaruh yang ditimbulkan oleh televisi lebih banyak negatif dibanding positifnya Jika kita tidak pandai-pandai  dalam memanagenya.
 Berikut beberapa contoh pengaruh Televisi terhadap anak di antaranya:
* Pengaruh fisik
Anak-anak yang banyak menonton televisi cenderung memiliki masalah kegemukan. Karena biasanya, sambil menonton televisi mulut mereka terus mengunyah junk food atau camilan terlalu banyak. Akhirnya selera makan mereka pada makanan sehat menurun. Selain itu, pembakaran kalori tubuh saat menonton televisi jauh lebih sedikit dibandingkan jika mereka aktif bermain. Anak-anak yang sudah benar-benar tenggelam konsentrasi menonton televisi, metabolismennya menurun hingga di bawah rata-rata normal pada saat anak istirahat.
* Pengaruh psikis
Banyaknya iklan di televisi mendorong anak jadi konsumtif. Anak-anak yang banyak menonton televisi juga cenderung lebih agresif dibandingkan dengan yang jarang. Program televisi yang menayangkan kekerasan memperkenalkan sifat agresif pada anak. Televisi juga bisa merampas waktu bermain anak-anak dan memotong komunikasi sosial mereka. Padahal yang paling penting dikembangkan pada anak-anak adalah kemampuan berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman atau orang lain. Sedangkan menonton televisi adalah pasif dan tidak ada proses tidak interaktif meskipun orang lain berada di dekatnya.
* Pengaruh mental dan Spiritual
Banyaknya tayangan televisi yang tidak memiliki nilai edukasi dan miskin dari nilai-nilai moral membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan mental  dan spiritual anak, apalagi saat ini yang dikejar adalah nilai rating yang tinggi dengan mengabaikan apakah acara tersebut  bermutu atau tidak. Hal ini mengiring pola pikir masyarakat ke arah kemuduran dan pembodohan masal.
Pengaruh lainnya adalah :

1. Berpengaruh terhadap perkembangan otak
Terhadap perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.

2. Mendorong anak menjadi konsumtif
Anak-anak merupakan target pengiklan yang utama sehingga mendorong mereka menjadi konsumtif.

3. Berpengaruh terhadap Sikap
Anak yang banyak menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa s
emua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.

4. Mengurangi semangat belajar
Bahasa televisi simpel, memikat, dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.

5. Membentuk pola pikir sederhana
Terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan kognitifnya.

6. Mengurangi konsentrasi
Rentang waktu konsentrasi anak hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan ke iklan, akan dapat membatasi daya konsentrasi anak.

7. Mengurangi kreativitas
Dengan adanya TV, anak-anak jadi kurang bermain, mereka menjadi manusia-manusia yang individualistis dan sendiri. Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal memencet remote control dan langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan, seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan menonton TV. Mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain karena tidak dibiasakan untuk mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini membuat anak tidak kreatif.

8. Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan)
Kita biasanya tidak berolahraga dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu senggang untuk menonton TV, padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Penelitian membuktikan bahwa lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil di antara waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung memengaruhi orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut. Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.

9. Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga
Kebanyakan anak kita menonton TV lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga biasanya ‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga menonton TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang ’berbagi cerita’ antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan keluarga pun, kita menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di TV. Rata-rata, TV dalam rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih memprihatinkan adalah terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di ruangan rumah yang berbeda.

10. Matang secara seksual lebih cepat
Banyak sekali sekarang tontonan dengan adegan seksual ditayangkan pada waktu anak menonton TV sehingga anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Dengan gizi yang bagus dan rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia anak, anak menjadi balig atau matang secara seksual lebih cepat dari seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi, mereka memiliki kecenderungan meniru dan mencoba melakukan apa yang mereka lihat. Akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku seksual. Persaingan bisnis semakin ketat antar Media, sehingga mereka sering mengabaikan tanggung jawab sosial,moral & etika.

Beberapa hal di bawah ini Insya Allah bisa kita jadikan tips untuk menghindari banyaknya pengaruh negatif yang bisa ditimbulkan oleh TV.
1.    Memperbaiki pola menonton TV pada orang tua
Sebelum kita koreksi dan perbaiki pola menonton TV pada anak, sebaiknya kita koreksi dulu bagaimana pola kita menonton TV. Karena orang tua adalah figur bagi anak-anak. Apa saja yang dilakukan oleh orang tua akan begitu mudahnya dilakukan anak-anak pula. Kalau orang tua menonton TV kapan saja dan melihat acara apapun tanpa kendali dan tanpa control, tentu anak akan mengira bahwa TV memang suatu yang biasa ada dan sah saja dilihat dan dinikmati kapan saja mereka suka Tonton TV seperlunya saja dan lakukan diet menonton TV.

2.    Buat jadwal menonton TV
Buatkan anak-anak jadwal menonton TV. Misalnya Minggu jam 16.00 – 17.00 lihat kartun , Senin jam 14.00 – 15.00 liaht acara game anak dsb. Dengan begitu anak-anak akan terlatih untuk disiplin serta akan banyak terkurangi waktu mereka di depan TV. Pada awalnya mungkin mereka sangat sulit untuk menepati jadwal yang telah ditentukan, tapi lama kelamaan anak akan terbiasa. Ajaklah anak untuk mendiskusikan berbagai acara anak yang ada di televisi. Berilah penjelasan kepada anak mengapa sebuah acara atau film kartun tidak boleh dilihat. Dan berilah kesempatan anak untuk mengemukakan pendapatnya. Apabila mereka mengajukan usul untuk melihat sebuah acara anak tanyakan alas an mereka memilih acara tersebut. Kalau alas an mereka baik dan tepat tentu sepatutnya kita beri ijin mereka untuk menyaksikan acara tersebut.


3.    Dampingi anak melihat TV
Selama ini kebiasaan kita, kalau anak-anak asyik menonton TV tentu kita bias melakukan banyak kegiatan lain, tanpa terganggu oleh mereka. Tapi jika kita ingin anak-anak tidak terpengaruh oleh hal-hal yang negative yang ditimbulkan oleh TV, maka sebagai orang tua kita harus mendampingi anak saat melihat TV. Dengan demikian kita akan tahu betul acara apa yang disaksikan oleh anak-anak kita. Kalau ada hal-hal yang tidak baik kita langsung bisa katakana pada mereka. Sehingga tidak terjadi sesuatu yang fatal karena kita terlambat mengetahui bahwa apa yang dikonsumsi oleh anak-anak kita adalah tontonan yang tidak sehat.
4.    Kegeiatan pengganti
Saat kita sudah memutuskan untuk merubah pola menonton TV pada keluarga, maka akan lebih baik lagi kalau ornag tua membuat berbagai macam kegiatan pengganti yang disukai anak-anak. Banyak sekali kegiatan yang bisa kita lakukan bersama anak-anak untuk mengurangi kegiatan mereka menonton TV. Beberapa kegiatan di bawah ini mungkin bisa kita jadikan salah satu alternative sebagai pengganti nonton TV.
a.       Melakukan berbagai macam permainan.
Banyak sekali permainan yang bisa dilakukan anak-anak seperti sepak bola, monopoli atau berbagai macam permainan tradisional seperti jamuran, gatheng, engklek dsb. Supaya lebih asyik ajak anak-anak tetangga/kerabat.
b.      Membuat berbagai macam keterampilan tangan
Pilihlah ragam keterampilan yang mudah dilakukan anak-anak, dan ajaklah mereka membuatnya. Seperti membuat amplop, membuat tas/dompet dari kertas, membuat kartu ucapan selamat
c.       Melukis/menggambar
Ajaklah anak pergi ke kebun atau ke tempat terbuka, ajak mereka melukis atau menggambar apapun yang mereka sukai dan mereka inginkan. Apapun dan seperti apapun hasil gambar berilah penghargaan
d.      Berkebun, Memancing atau jalan-jalan. Tanamkan pada anak rasa syukur serta takjub akan ciptaan Allah.

Selasa, 20 September 2011


Sekolah Kemana ya Anakku?

Saat ini berbagai macam tawaran yang diberikan oleh banyak sekolah untuk menggaet para calon orang tua agar meyekolahkan anak didiknya demi mendapatkan pendidikan yang bagus berkualitas. Jika kita tidak cermat dan teliti untuk menyekolahkan putra putri kita maka kita akan kecewa dikemudian hari. kita harus betul-betul mencari agar mendaptkan pendidikan yang baik dan berkualitas buat putra-putri kita. jika anda para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ditempat yang tepat maka saya mencoba menawarkan sebuah sekolah yang berwawasan kedepan silahkan anada bisa datang langsung ke sebuah sekolah yang berwawasan internasional dan berorientasi kepada akhlakul karimah. Selain itu daya tarik dari sekolah tersebut adalah salah satu sekolah yang mencoba menerapkan sebuah pendekatan paradigma baru yakni Multiple Intelligences Howard Gardner. MI multiple intelligences pada anak. Konsep tersebut memang bukanlah merupakan pendekatan baru tapi telah lama dikembangkan oleh Howard Gardner seorang pakar pendidikan bertarap internasional. tapi uniknya di Lazuardi Paradigma tersebut benar-benar sedang diterapkan sejak beberapa tahun yang lalu.

mari kita tengok sedikit untuk lebih mengenal tentang sekolah tersebut :

kenapa ia hadir?

kita semua tahu di masa yang akan datang Masa-masa mendatang akan makin ditandai dengan munculnya persaingan yang ketat; pergaulan global yang makin intens; perubahan-perubahan yang amat cepat di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi; tantangan terhadap, sekaligus kebutuhan kepada kehidupan keberagamaan yang lebih bermoral serta timbulnya ekses krisis sosial dan lingkungan. Untuk menjawab tantangan-tantangan Yayasan Lazuardi lahir untuk mengabdikan diri pada dunia pendidikan.

Apa yang menjadi concern Lazuardi?Visi lazuardi adalah untuk Mencapai world class school yang dapat menjadi sumber inovasi dan kreativitas dalam upaya perbaikan terus-menerus falsafah, prinsip, sistem, dan praktik pendidikan serta mendorong ke arah pemerataan pendidikan berkualitas untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Misinya adalah Membekali siswanya untuk dapat memiliki kesemua bekal bagi suatu kehidupan yang baik, di dunia dan di akhirat, mengadvokasi pemerintah untuk mengembangkan sistem pendidikan yang baik dan accessible untuk seluruh masyarakat Indonesia, serta mendorong tumbuhnya sekolah-sekolah yang berkualitas.

Apa yang menjadi goals (sasaran) Lazuardi?Dengan berlandaskan konsep Taksonomi Bloom yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, proses pembelajaran diharapkan mengembangkan life skills siswa didik ke tingkat yang paling tinggi termasuk :
· Kompetensi personal : beriman kuat, bertakwa dan berakhlak mulia, percaya diri dan kreatif
· Kompetensi social : menguasai kemampuan komunikatif, memiliki kemampuan menjalin dan membangun relasi dengan kelompok masyarakat yang beragam, memiliki keprihatinan sosial, dan cinta lingkungan
· Kompetensi akademik : menguasai kemampuan-kemampuan dasar, memiliki kecintaan kepada ilmu-pengetahuan, tahu cara mengembangkan ilmu, memiliki wawasan luas, dan menguasai kemampuan riset
· Kompetensi vokasional : memiliki keterampilan tinggi di bidang tertentu


Apa yang menjadi tujuan kelembagaan Lazuardi ?

Menjadi world class school, yang memiliki ciri-ciri :
· Memiliki SDM dalam jumlah cukup yang capable, terus belajar, serta bersikap dan bekerja professional.
· Memiliki organisasi dan manajemen yang supportive.
· Selalu memiliki perencanaan-perencanaan yang sistematis.
· Memiliki standar-standar best practice dan menerapkannya dengan sebaik-baiknya.
· Memiliki sistem monitoring dan control untuk memastikan best practice berjalan disamping juga membuka ruang bagi continuous improvement.
· Memiliki resources yang cukup untuk menyelenggarakan organisasi dengan sebaik-baiknya.

Layanan apa yang diberikan Lazuardi?
· Penyelenggaraan pendidikan tingkat Pra TK/TK, SD, SMP
· Pengembangan program dwi bahasa
· Program pendidikan khusus (special education)
· Penyelenggaraan Pusat Tumbuh Kembang dan Edukasi Pelangi Lazuardi
· Pengembangan parenting skills

Nilai-nilai pedagogis apa yang dianut Lazuardi dalam memberikan layanan?· Memandang bahwa setiap siswa memiliki kecerdasan yang khas sesuai dengan konsep Multiple Intelligences Howard Gardner.
· Memandang lingkungan sebagai laboratorium belajar yang tak terbatas.
· Memandang sekolah sebagai rumah kedua bagi seluruh civitas.
· Meyakini bahwa proses belajar yang memunculkan kreativitas dan daya belajar hanya akan berjalan dalam suasana yang Fun dan demokratis.


silahkan anda renungkan dan segera ambil keputusan yang tepat sebelum anda menyesal dikemudian hari. demikian yang bisa laporakan dari hasil pengamatan mengenai sekolah yang bagus dan berkualitas.

ingin tau lebih jelas silahkan anda kunjungi situs : htpp:\\www.lazuradi-gis.net


Rep. Nana Sujana

praktisi pendidikan

Rabu, 26 Mei 2010

25 kiat untuk mempengaruh jiwa dan akal anak


Salah satu langkah penting dalam pendidikan anak adalah melakukan pendekatan yang baik dan mudah diterima anak sehingga dengan mudah mereka mau mengikuti arahan dan keteladanan yang diberikan.
Pada postingan kali ini, Fani akan sedikit membantu para orang tua mendekatan yang efektif dalam mempengaruhi jiwa dan akal anak, berdasarkan keteladanan yagn diberikan Nabi saw. Berikut 25 kiat untuk mempengaruh jiwa dan akal anak:

1. Bersahabatlah dengan anak dan jadilah teladan
2. Tunaikah hak-hak anak
3. Gembirakanlah dan hiburlah hatinya
4. Gunakanlah cara “Siapa menang dia dapat”.
5. Bercengkrama dengan anak dan berikanlah mainan.
6. Gunakanlah metode, “Apa yang menghalangimu untuk mengatakannya”.
7. Tumbuhkanlah rasa percaya diri
8. Gunakanlah metode, “Dia anak paling baik”.
9. Memotivasi untuk kebajikan dan memperingatkan bahaya keburukan.
10. Biasakanlah kebajikan karena kebajikan adalah kebiasaan
11. Perhatikanlah kecenderungannya
12. Memilih waktu yang tepat untuk menasehati, seperti saat rekreasi, makan, atau waktu sakit.
13. Bertahap dalam menyampaikan nasihat, tugas, dan perintah.
14. Berbicara ters terang dan tidak bertele-tele.
15. Berbicara sesuai dengan tingkat intelektualitasnya.
16. Gunakan metode, “Apakah kendalamu nak?”
17. Latih dan latihlah ia, seperti dengan memberinya tugas ataupun yang lainnya.
18. Menuntun anak kepada sosok Rasulullah saw. sebagai teladan
19. Mendengar reflektif, yaitu dengan menghargai persaannya, menyimak apa yang ia katakan ataupun yang lainnya.
20. Do’akan untuk kebaikan, bukan keburukan.
21. Mendidik dengan kasus.
22. Isi waktu luangnya dengan hal-hal yang bermanfaat.
23. Perbanyak kegiatan yang mengembangkan kecerdasan, baik dengan permainan, cerita ataupun dengan yang lainnya.
24. Mendidik dengan nasihat.
25. Gunakanlah kisah dalam menanamkan nilai dan keutamaan.

Cara Nabi Mendidik Anak



Cara-cara Nabi Mendidik Anak

Pertama : Panduan Dasar untuk Orang Tua dan Pendidik

  • Keteladanan
  • Keteladanan yang baik membawa kesan positif dalam jiwa anak. Oleh karena itu,Rasulullah SAW memerintahkan agar oranng tua bersikap jujur dan menjadi teladan kepada anak-anak mereka. Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa berkata kepada anaknya, “Kemarilah!(nanti kuberi)’ kemudian tidak diberi maka ia adalah pembohong (HR.Ahmad dari Abu Hurairah) Orang tua dituntut agar menjalankan segala perintah Allah swt dan Sunah Rasul-Nya, menyangkut perilaku dan perbuatan. Karena anak melihat mereka setiap waktu. Kemampuan untuk meniru sangat besar.

  • Memilih waktu yang tepat untuk menasehati
  • Rasulullah SAW selalu memperhatikan waktu dan tempat untuk menasehati anak-anak, agar hati anak-anak dapat menerima dan terkesan oleh nasehatnya. Sehingga mampu meluruskan perilaku mereka yang menyimpang dan membangun kepribadian yang bersih dan sehat. 3 pilihan waktu yang dianjurkan : Saat berjalan-jalan atau di atas kendaraan Waktu makan Ketika anak sedang sakit

  • Bersikap adil dan tidak pilih kasih
  • “Bertakwalah kepada Allah dan bersikaplah adillah terhadap anak-anak kalian “ (HR. Muslim) “Orang yang bersikap adil akan (dimuliakan) di sisi Allah di atas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya, yaitu orang yang adil dalam hukumnya, (adil) terhadap keluarga dan apa saja yang mereka pimpin (HR. Muslim)

  • Memenuhi hak-hak anak
  • Mendoakan anak
  • Membelikan mainan
  • Membantu anak agar berbakti dan taat
  • “Bantulah anak-anakmu agar berbakti! Barangsiapa yang mau melakukannya, ia dapat mengeluarkan sikap kedurhakaan dari diri anaknya (HR. Thabrani)

  • Tidak banyak mencela dan mencaci
  • Kedua : Cara Efektif Mengembangkan Pemikiran Anak

    • Menceritakan kisah-kisah Terutama kisah-kisah yang ada dalam al-Qur’an dan Al-Hadist.
    • Berbicara langsung, Rasulullah mengajarkan kepada kita agar berbicara dengan anak secara langsung, lugas dan dengan bahasa yang jelas.
    • Berbicara sesuai dengan kemampuan akal anak
    • Berdialog dengan tenang
    • Metode praktis empiris
    • Dengan cara mendidik dan mengasah ketajaman indera anak.
    • Kebutuhan anak terhadap figure riil, Yakni Rasulullah SAW

    Ketiga : Cara efektif membangun jiwa anak

  • Menemani anak
  • Menggembirakan hati anak
  • Membangun kompetisi sehat dan memberi imbalan kepada pemenangnya
  • Memotivasi anak
  • Memberi pujian
  • Bercanda dan bersenda gurau dengan anak
  • Membangun kepercayaan diri seorang anak
  • Mendukung kemauan anak Membangun kepercayaan sosial
  • Membangun kepercayaan ilmiah
  • Bermula dengan mengajarkan Al-qur’an, hadist dan sirah nabawiahnya
  • Membangun kepercayaan ekonomi dan perdagangan
  • Dengan melatih anak melakukan praktik jual beli, mengajaknya ke pasar dan membiarkannya membeli barang yang diinginkannya.
  • Panggilan yang baik
  • Memenuhi keinginan anak
  • Bimbingan terus menerus
  • Dibanding semua mahluk hidup, masa kanak-kanak manusia adalah paling panjang.
    Ini semua kehendak Allah, agar cukup waktu mempersiapkan diri menerima taklif (kewajiban memikul syariat)

  • Bertahap dalam pengajaran
  • Seperti ketika mengajarkan shalat. Dalam hadist dikatakan : “Perintahkanlah anakmu untuk shalat ketika berusia tujuh tahun dan pukullah mereka (jika enggan shalat) ketika berumur 10 tahun. Imbalan dan hukuman (Reward and punishment)

    Senin, 08 Februari 2010

    Valentine Day, Sebuah Tradisi Latah" dan Tak jelas Asal Usulnya."

    Akhir-akhir ini setiap bulan Februari terdapat satu suguhan acara yang semakin didengungkan oleh semua media baik cetak maupun televisi adalah "Valentine Day" sebuah acara yang tak jelas asal usulnya dan maknanya. sayangnya acara itu tidak hanya diikuti oleh non muslim, orang muslimpun ikut-ikutan dalam merayakan dan membesarkannya.

    Kalau kita jalan-jalan ke Mall, supermarket dan pusat hiburan elite dihiasi dengan pernik-pernik yang serba pink dan biru muda, dengan ragam bentuk mulai dari pita, bantal berbentuk hati, boneka panda, atau rangkaian bunga. Para remaja merayakannya dengan saling berkirim kado istimewa, kartu kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap juga sms yang berisikan pesan cinta dan sayang. Itulah panorama 14 Februari, hari kasih sayang, disebut dengan Valentine Day (perhatian: akan lebih bagus jika tidak di-indonesiakan dengan ‘Hari raya Valentine’).
    Anehnya, kalangan Barat sendiri mempertanyakan akar historisnya. Sebagian mengakaitkannya dengan kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera. Sebagian menganggapnya sebagai sebuah hari raya Katolik Roma yang berasal dari artikel Santo Valentinus.
    Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), nama Valentinus paling tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda, seorang pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modernTerni), dan seorang martir di provinsi Romawi Africa.
    Masih menurut Catholic Encyclopaedia, koneksi antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius II, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus. Konon, Paus Gelasius II sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing.
    Pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, beredar kepercayaan bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS), sebagaimana dikutip Wikipedia, memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu valentine dikirimkan per tahun. Hal ini membuat Valentine Day menjadi hari raya terbesar kedua setelahNatal.
    Pada tahun 1969 hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-muasalnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
    Hari Valentine kemungkinan diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya. Di Amerika Serikat kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 – 1904) dariWorcester, Massachusetts. Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar dan ia mendapat ilham untuk memproduksi kartu dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima. (Semenjak tahun 2001, The Greeting Card Association setiap tahun mengeluarkan penghargaan “Esther Howland Award for a Greeting Card Visionary”.) Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan (dan menngeruk keuntungan, tentunya)..
    Sejak itulah tradisi perayaan Valentine Day mendunia dan menrejang tradisi dan budaya serta agama di Asia dan Afrika. Di Iran danSaudi Arabia hari raya Valentine hanya dirayakan oleh orang-orang Kristen. Di Malaysia orang Melayu mengecamnya.
    Di Indonesia, budaya yang berbasis dari teologi Kristen ini disambut dan dirayakan tidak hanya oleh kalangan Kristen, namun dirayakan oleh sebagian umat Islam, terutama oleh kalangan modern lapisan ekonomi menengah ke atas. Beberapa tahun terakhir peryaan hariValentina ini makin semarak berkat globalisasi yang kian tak terbendung yang menciptakan pergesaran nilai dan perubahan orientasi gaya hidup. Bukan hanya sinema, pub dan café yang menanjikan hiburan khusus Valentine, stasiun-stasiun televisi jauh hari telah mengiming-imingi pemirsa dengan tayangan-tayangan spesial mulai dari film romantis import sampai komedi lokal yang biasanya konyol dan jorok. Alhasil, semua pihak ‘yang berkepentingan dengan penduniaan Valentine’ cukup bekerja keras.
    Menurut rumor yang sangat santer, pada hari itu, gerbang susila dan moral agama, yang sebelumnya sudah terbuka, dibuka lebih lebar. Banyak gadis, termasuk di sejumlah kota besar di Indonesia, mempersembahkan keperawanannya sebagai bukti cinta kepada pria kecintaannya.
    Islam tentu tidak menentang orang bergembira apalagi berbagi kado kepada orang yang amat dicintai, bahkan menganggap setiap hari, sebagai hari cinta. Namun prilaku ‘latah’ meniru tradisi bangsa lain, apalagi akar sejarahnya tidak jelas sungguh bertentangan sikap ‘menghormati diri sendiri’ yang sangat ditekankan dalam akhlak, sebagaimana diajarkan oleh Nabi. Allah melarang kita bertindak latah dalam firman_nya, “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawaban (QS Al Isra’ : 36)”
    Di tengah situasi negeri yang sangat murung ini, saling berbagi kado antar orang kaya tentu akan terasa lebih menyakitkan. Bukankah lebih bijak bila biaya asesoris yang mewah dan mubazir itu dijadikan sebagai dana sumbangan untuk korban banjir yang menggigil kedinginan? Tentu warga di bantaran sungai Ciliwung mengutamakan nasi bungkus ketimbang bantal pink yang berlambang hati. “Jangan baca puisi di hadapan orang yang lapar,” kata pepatah( muhsin L)

    Minggu, 07 Februari 2010

    Etika Pergaulan dalam Islam



    Konsep Pergaulan

    Gaul, campur, kenal: kata “gaul” verba intransitifnya adalah bergaul bererti hidup berteman dalam masyarakat; berkawan akrab. Saya sudah dua tahun bergaul dengan orang itu. Perkataan campur iaitu, bercampur bererti berkumpulnya orang-orang menjadi satu seperti: Tua muda, besar kecil, laki-laki wanita bercampur menjadi satu dalam pesta itu. Kenal berarti mengerti dan pernah mengetahui seseorang. Sudah berapa lama kamu mengenal dia?.

    Sebenarnya dalam Islam tidak ada istilah "pergaulan bebas", sebab secara fitrah manusia memiliki keharusan untuk bergaul dalam interaksi sosial yang merupakan sunah sosial dan kehidupan itu sendiri. Namun setelah masuknya budaya asing -ke dalam pergaulan masyarakat muslim- yang dibentuk oleh kecenderungan material semata-mata dan falsafah hidup yang lahir dari bumi dan hawa nafsu, maka Islam menamakannya sebagai pergaulan bebas, bebas dari tuntunan wahyu, moral dan fitrah.

    Jika kita berbicara masalah pergaulan pada era globalisasi saat ini memang sangat rumit. Dalam erti yang lain, kita hidup dengan manusia yang mempunyai prinsip dan pandangan hidup yang berbeza, bahkan masyarakat di kota-kota besar dapat dikatakan memiliki kecenderungan hidup bebas. Terkadang dengan kondisi seperti itu, kita menghadapi sebuah dilema bagaimana menempatkan diri dalam dunia pergaulan agar kita sebagai muslim dapat diterima oleh lingkungan, tetapi keyakinan atau syariat Islam pun tetap terjaga.

    Sebetulnya, kaedah yang paling tepat dalam pergaulan, khususnya dengan lawan jenis adalah pandai-pandai menempatkan diri dan menjaga hati (bergantung kepada penilaian iman dalam situasi berkenaan). Usahakanlah untuk mengerti situasi bila kita harus serius dan bila harus santai, "think before you act" sangatlah penting.

    Meskipun demikian, menjaga etika pergaulan seperti menundukkan pandangan adalah sangat dianjurkan (wajib hukumnya, dalam erti kata, tidak meihat dengan syahwat). Namun inti dari ajaran ini adalah bagaimana kita menjaga kebersihan dan kesucian hati. Istilahnya, untuk apa kita menundukkan pandangan atau menghindar dari pertemuan dengan lawan jenis jika hati tidak kita tundukkan?

    Allah Swt berfirman:

    يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ (غافر :19)

    “Dia (Allah) Mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati”. QS. 40:19

    Semua tergantung pada niat kita. Contohnya, dalam suasana kerja atau organisasi di mana kita dituntut untuk berinteraksi dengan orang banyak, baik laki-laki atau wanita, kita tentu saja diperbolehkan mengadakan kontak dengan lawan jenis (berbeza jantina, lelaki dengan perempuan). Pada prinsipnya, jika maksud kita untuk kebaikan dan batasan-batasan syariat tetap dijaga, semuanya dibolehkan dalam Islam. Islam tidaklah pernah bertujuan untuk mempersulitkan sesuatu, tapi justru mempermudahkan hidup kita. Segala yang disyariatkan sudah barang tentu demi kebaikan umat manusia.

    Demikian halnya dengan seruan ditetapkannya legalitas (undang-undang kenegaraan misalnya) tidak menutup muka wanita serta penyertaan mereka dalam kehidupan sosial bersama laki-laki (seperti dalam bidang pendidikan, pekerjaan dan sebagainya yang sesuai denga tanggungjawab sosial sebagai wanita) dengan menjaga batasan-batasan syariat adalah seruan kepada hidayah, dan hidayah Allah Swt itu membawa kemudahan bagi manusia. Bukan seperti dua kelompok yang kesulitan memahami seruan hidayah ini:


    Etika sempurna; etika yang dapat melindungi moral serta tidak merusak kehidupan yang baik. Etika yang dapat menumbuh kembangkan kebaikan dan kebajikan, menjauhi kemunkaran dan menjinakkan potensi untuk berbuat buruk, adalah etika luhur yang dapat memperkaya kesihatan psikologi laki-laki dan wanita secara sempurna. Kerana di satu sisi tidak terjadi perlecehan, pelanggaran dan rangsangan seksual terhadap lawan jenis, dan di sisi lain bukanlah sebuah pelarian, tindakan berlebihan, perasaan malu yang bukan pada tempatnya dan alergi terhadap lawan jenis.

    Jika dalam etika Islam ini ada perhatian yang lebih kepada muslimah -ketimbang muslim-, baik dalam berpakaian, bicara atau gerak-gerik dan lain-lain, hal itu karena wanita lebih banyak menanggung beban dalam merealisasikan kemaslahatan dan kepentingan hidup dalam pergaulan serta bermasyarakat. Sebab jika banyak kemaslahatan dan kepentingan, pertemuan pun menjadi banyak. Sebaliknya jika kepentingan itu sedikit, pertemuan pun menjadi sedikit.

    Senin, 18 Mei 2009

    Pahlawan Tanpa Tanda Jasa


    Inilah para pahlawan tanpa tanda jasa yang dikomandani oleh Ibu Lubna Assagaf beserta para pasukannya, mereka berjuang dalam membebaskan masyarakat dari belenggu kebodohan dan keterbelakangan. Mereka berjuang sekuat tenaga tak kenal putus asa. meraka berkorban waktu tenaga dan pikiran demi kemajuan bangsa ini. semoga mereka mendapatkan balasan yang setimpal di sisi-Nya.

    hanya satu kata : Merdeka dari Kebodohan.