Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Semoga Dapat Memberikan Manfaat Buat Anda Semua.

Jumat, 23 September 2011

Pengaruh Televisi Terhadap Anak




Perkembangan teknologi yang semaik pesat telah membawa perubahan besar di segala bidang kehidupan. Salah satu contoh produk teknologi yang Pengaruhnya cukup besar bagi perubahan sosial culture masyarakat adalah media Televisi. Televisi bagaikan sebuah pisau tajam bermata dua, satu sisi dapat memberikan manfaat dan di sisi lain dapat memberikan pengaruh yang negatif. Pengaruh media Televisi terhadap anak sangat besar. Sementara disisi lain orangtua tidak punya waktu yang cukup untuk mengontrol, mendampingi & mengawasi anak.  Banyak anak menghabiskan waktunya untuk menonton TV ketimbang melakukan hal lainnya. Berapa jam dalam seminggu anak kita menghabiskan waktunya di depan televisi. Apa yang mereka pelajari dan dapatkan selama itu? Mereka akan belajar bahwa kekerasan itu menyelesaikan masalah, ketika yang ditonton penuh dengan adegan kekerasan, mereka akan belajar  hidup bergaya hedonisme dan konsumerisme, Mereka juga belajar untuk duduk di rumah dan menonton, bukannya bermain di luar dan berolahraga. Hal ini menjauhkan mereka dari pelajaran-pelajaran hidup yang penting, seperti bagaimana cara berinteraksi dengan teman sebaya, belajar cara berkompromi dan berbagi di dunia yang penuh dengan orang lain.
Sekarang ini sebagian besar anak-anak semakin sering menghabiskan waktu di depan televisi. Padahal, pengaruh yang ditimbulkan oleh televisi lebih banyak negatif dibanding positifnya Jika kita tidak pandai-pandai  dalam memanagenya.
 Berikut beberapa contoh pengaruh Televisi terhadap anak di antaranya:
* Pengaruh fisik
Anak-anak yang banyak menonton televisi cenderung memiliki masalah kegemukan. Karena biasanya, sambil menonton televisi mulut mereka terus mengunyah junk food atau camilan terlalu banyak. Akhirnya selera makan mereka pada makanan sehat menurun. Selain itu, pembakaran kalori tubuh saat menonton televisi jauh lebih sedikit dibandingkan jika mereka aktif bermain. Anak-anak yang sudah benar-benar tenggelam konsentrasi menonton televisi, metabolismennya menurun hingga di bawah rata-rata normal pada saat anak istirahat.
* Pengaruh psikis
Banyaknya iklan di televisi mendorong anak jadi konsumtif. Anak-anak yang banyak menonton televisi juga cenderung lebih agresif dibandingkan dengan yang jarang. Program televisi yang menayangkan kekerasan memperkenalkan sifat agresif pada anak. Televisi juga bisa merampas waktu bermain anak-anak dan memotong komunikasi sosial mereka. Padahal yang paling penting dikembangkan pada anak-anak adalah kemampuan berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman atau orang lain. Sedangkan menonton televisi adalah pasif dan tidak ada proses tidak interaktif meskipun orang lain berada di dekatnya.
* Pengaruh mental dan Spiritual
Banyaknya tayangan televisi yang tidak memiliki nilai edukasi dan miskin dari nilai-nilai moral membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan mental  dan spiritual anak, apalagi saat ini yang dikejar adalah nilai rating yang tinggi dengan mengabaikan apakah acara tersebut  bermutu atau tidak. Hal ini mengiring pola pikir masyarakat ke arah kemuduran dan pembodohan masal.
Pengaruh lainnya adalah :

1. Berpengaruh terhadap perkembangan otak
Terhadap perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.

2. Mendorong anak menjadi konsumtif
Anak-anak merupakan target pengiklan yang utama sehingga mendorong mereka menjadi konsumtif.

3. Berpengaruh terhadap Sikap
Anak yang banyak menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa s
emua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.

4. Mengurangi semangat belajar
Bahasa televisi simpel, memikat, dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.

5. Membentuk pola pikir sederhana
Terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan kognitifnya.

6. Mengurangi konsentrasi
Rentang waktu konsentrasi anak hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan ke iklan, akan dapat membatasi daya konsentrasi anak.

7. Mengurangi kreativitas
Dengan adanya TV, anak-anak jadi kurang bermain, mereka menjadi manusia-manusia yang individualistis dan sendiri. Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal memencet remote control dan langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan, seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan menonton TV. Mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain karena tidak dibiasakan untuk mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini membuat anak tidak kreatif.

8. Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan)
Kita biasanya tidak berolahraga dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu senggang untuk menonton TV, padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Penelitian membuktikan bahwa lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil di antara waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung memengaruhi orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut. Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.

9. Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga
Kebanyakan anak kita menonton TV lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga biasanya ‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga menonton TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang ’berbagi cerita’ antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan keluarga pun, kita menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di TV. Rata-rata, TV dalam rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih memprihatinkan adalah terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di ruangan rumah yang berbeda.

10. Matang secara seksual lebih cepat
Banyak sekali sekarang tontonan dengan adegan seksual ditayangkan pada waktu anak menonton TV sehingga anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Dengan gizi yang bagus dan rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia anak, anak menjadi balig atau matang secara seksual lebih cepat dari seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi, mereka memiliki kecenderungan meniru dan mencoba melakukan apa yang mereka lihat. Akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku seksual. Persaingan bisnis semakin ketat antar Media, sehingga mereka sering mengabaikan tanggung jawab sosial,moral & etika.

Beberapa hal di bawah ini Insya Allah bisa kita jadikan tips untuk menghindari banyaknya pengaruh negatif yang bisa ditimbulkan oleh TV.
1.    Memperbaiki pola menonton TV pada orang tua
Sebelum kita koreksi dan perbaiki pola menonton TV pada anak, sebaiknya kita koreksi dulu bagaimana pola kita menonton TV. Karena orang tua adalah figur bagi anak-anak. Apa saja yang dilakukan oleh orang tua akan begitu mudahnya dilakukan anak-anak pula. Kalau orang tua menonton TV kapan saja dan melihat acara apapun tanpa kendali dan tanpa control, tentu anak akan mengira bahwa TV memang suatu yang biasa ada dan sah saja dilihat dan dinikmati kapan saja mereka suka Tonton TV seperlunya saja dan lakukan diet menonton TV.

2.    Buat jadwal menonton TV
Buatkan anak-anak jadwal menonton TV. Misalnya Minggu jam 16.00 – 17.00 lihat kartun , Senin jam 14.00 – 15.00 liaht acara game anak dsb. Dengan begitu anak-anak akan terlatih untuk disiplin serta akan banyak terkurangi waktu mereka di depan TV. Pada awalnya mungkin mereka sangat sulit untuk menepati jadwal yang telah ditentukan, tapi lama kelamaan anak akan terbiasa. Ajaklah anak untuk mendiskusikan berbagai acara anak yang ada di televisi. Berilah penjelasan kepada anak mengapa sebuah acara atau film kartun tidak boleh dilihat. Dan berilah kesempatan anak untuk mengemukakan pendapatnya. Apabila mereka mengajukan usul untuk melihat sebuah acara anak tanyakan alas an mereka memilih acara tersebut. Kalau alas an mereka baik dan tepat tentu sepatutnya kita beri ijin mereka untuk menyaksikan acara tersebut.


3.    Dampingi anak melihat TV
Selama ini kebiasaan kita, kalau anak-anak asyik menonton TV tentu kita bias melakukan banyak kegiatan lain, tanpa terganggu oleh mereka. Tapi jika kita ingin anak-anak tidak terpengaruh oleh hal-hal yang negative yang ditimbulkan oleh TV, maka sebagai orang tua kita harus mendampingi anak saat melihat TV. Dengan demikian kita akan tahu betul acara apa yang disaksikan oleh anak-anak kita. Kalau ada hal-hal yang tidak baik kita langsung bisa katakana pada mereka. Sehingga tidak terjadi sesuatu yang fatal karena kita terlambat mengetahui bahwa apa yang dikonsumsi oleh anak-anak kita adalah tontonan yang tidak sehat.
4.    Kegeiatan pengganti
Saat kita sudah memutuskan untuk merubah pola menonton TV pada keluarga, maka akan lebih baik lagi kalau ornag tua membuat berbagai macam kegiatan pengganti yang disukai anak-anak. Banyak sekali kegiatan yang bisa kita lakukan bersama anak-anak untuk mengurangi kegiatan mereka menonton TV. Beberapa kegiatan di bawah ini mungkin bisa kita jadikan salah satu alternative sebagai pengganti nonton TV.
a.       Melakukan berbagai macam permainan.
Banyak sekali permainan yang bisa dilakukan anak-anak seperti sepak bola, monopoli atau berbagai macam permainan tradisional seperti jamuran, gatheng, engklek dsb. Supaya lebih asyik ajak anak-anak tetangga/kerabat.
b.      Membuat berbagai macam keterampilan tangan
Pilihlah ragam keterampilan yang mudah dilakukan anak-anak, dan ajaklah mereka membuatnya. Seperti membuat amplop, membuat tas/dompet dari kertas, membuat kartu ucapan selamat
c.       Melukis/menggambar
Ajaklah anak pergi ke kebun atau ke tempat terbuka, ajak mereka melukis atau menggambar apapun yang mereka sukai dan mereka inginkan. Apapun dan seperti apapun hasil gambar berilah penghargaan
d.      Berkebun, Memancing atau jalan-jalan. Tanamkan pada anak rasa syukur serta takjub akan ciptaan Allah.

Selasa, 20 September 2011


Sekolah Kemana ya Anakku?

Saat ini berbagai macam tawaran yang diberikan oleh banyak sekolah untuk menggaet para calon orang tua agar meyekolahkan anak didiknya demi mendapatkan pendidikan yang bagus berkualitas. Jika kita tidak cermat dan teliti untuk menyekolahkan putra putri kita maka kita akan kecewa dikemudian hari. kita harus betul-betul mencari agar mendaptkan pendidikan yang baik dan berkualitas buat putra-putri kita. jika anda para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ditempat yang tepat maka saya mencoba menawarkan sebuah sekolah yang berwawasan kedepan silahkan anada bisa datang langsung ke sebuah sekolah yang berwawasan internasional dan berorientasi kepada akhlakul karimah. Selain itu daya tarik dari sekolah tersebut adalah salah satu sekolah yang mencoba menerapkan sebuah pendekatan paradigma baru yakni Multiple Intelligences Howard Gardner. MI multiple intelligences pada anak. Konsep tersebut memang bukanlah merupakan pendekatan baru tapi telah lama dikembangkan oleh Howard Gardner seorang pakar pendidikan bertarap internasional. tapi uniknya di Lazuardi Paradigma tersebut benar-benar sedang diterapkan sejak beberapa tahun yang lalu.

mari kita tengok sedikit untuk lebih mengenal tentang sekolah tersebut :

kenapa ia hadir?

kita semua tahu di masa yang akan datang Masa-masa mendatang akan makin ditandai dengan munculnya persaingan yang ketat; pergaulan global yang makin intens; perubahan-perubahan yang amat cepat di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi; tantangan terhadap, sekaligus kebutuhan kepada kehidupan keberagamaan yang lebih bermoral serta timbulnya ekses krisis sosial dan lingkungan. Untuk menjawab tantangan-tantangan Yayasan Lazuardi lahir untuk mengabdikan diri pada dunia pendidikan.

Apa yang menjadi concern Lazuardi?Visi lazuardi adalah untuk Mencapai world class school yang dapat menjadi sumber inovasi dan kreativitas dalam upaya perbaikan terus-menerus falsafah, prinsip, sistem, dan praktik pendidikan serta mendorong ke arah pemerataan pendidikan berkualitas untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Misinya adalah Membekali siswanya untuk dapat memiliki kesemua bekal bagi suatu kehidupan yang baik, di dunia dan di akhirat, mengadvokasi pemerintah untuk mengembangkan sistem pendidikan yang baik dan accessible untuk seluruh masyarakat Indonesia, serta mendorong tumbuhnya sekolah-sekolah yang berkualitas.

Apa yang menjadi goals (sasaran) Lazuardi?Dengan berlandaskan konsep Taksonomi Bloom yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, proses pembelajaran diharapkan mengembangkan life skills siswa didik ke tingkat yang paling tinggi termasuk :
· Kompetensi personal : beriman kuat, bertakwa dan berakhlak mulia, percaya diri dan kreatif
· Kompetensi social : menguasai kemampuan komunikatif, memiliki kemampuan menjalin dan membangun relasi dengan kelompok masyarakat yang beragam, memiliki keprihatinan sosial, dan cinta lingkungan
· Kompetensi akademik : menguasai kemampuan-kemampuan dasar, memiliki kecintaan kepada ilmu-pengetahuan, tahu cara mengembangkan ilmu, memiliki wawasan luas, dan menguasai kemampuan riset
· Kompetensi vokasional : memiliki keterampilan tinggi di bidang tertentu


Apa yang menjadi tujuan kelembagaan Lazuardi ?

Menjadi world class school, yang memiliki ciri-ciri :
· Memiliki SDM dalam jumlah cukup yang capable, terus belajar, serta bersikap dan bekerja professional.
· Memiliki organisasi dan manajemen yang supportive.
· Selalu memiliki perencanaan-perencanaan yang sistematis.
· Memiliki standar-standar best practice dan menerapkannya dengan sebaik-baiknya.
· Memiliki sistem monitoring dan control untuk memastikan best practice berjalan disamping juga membuka ruang bagi continuous improvement.
· Memiliki resources yang cukup untuk menyelenggarakan organisasi dengan sebaik-baiknya.

Layanan apa yang diberikan Lazuardi?
· Penyelenggaraan pendidikan tingkat Pra TK/TK, SD, SMP
· Pengembangan program dwi bahasa
· Program pendidikan khusus (special education)
· Penyelenggaraan Pusat Tumbuh Kembang dan Edukasi Pelangi Lazuardi
· Pengembangan parenting skills

Nilai-nilai pedagogis apa yang dianut Lazuardi dalam memberikan layanan?· Memandang bahwa setiap siswa memiliki kecerdasan yang khas sesuai dengan konsep Multiple Intelligences Howard Gardner.
· Memandang lingkungan sebagai laboratorium belajar yang tak terbatas.
· Memandang sekolah sebagai rumah kedua bagi seluruh civitas.
· Meyakini bahwa proses belajar yang memunculkan kreativitas dan daya belajar hanya akan berjalan dalam suasana yang Fun dan demokratis.


silahkan anda renungkan dan segera ambil keputusan yang tepat sebelum anda menyesal dikemudian hari. demikian yang bisa laporakan dari hasil pengamatan mengenai sekolah yang bagus dan berkualitas.

ingin tau lebih jelas silahkan anda kunjungi situs : htpp:\\www.lazuradi-gis.net


Rep. Nana Sujana

praktisi pendidikan